Saya tidak ingat kapan tepatnya mendengar ada sebuah band besar
indonesia yang munafik (akan saya bahas nanti kenapa saya cap munafik)
yang berkata dengan lantang bahwa musik punk adalah musik sampah, dan
seketika itu pula langsung terjadi kerusuhan karena notabene yang saat
itu memeriahkan acara band di smu negri 1 bandung tersebut hampir 50%
anak punker bandung, sampai akhirnya band terkenal tersebut tidak
meneruskan kesombongannya diatas panggung tadi dan bergegas kembali ke
habitatnya, karena sadar bandung merupakan habitat punker. musisi punker
seangkatan saya mungkin ingat kejadian itu.
Dalam
kurun kurang dari satu tahun Style Punk mulai Jadi Trendy, pentolan
grup band d*** 19 tersebut pun entah kenapa penampilannya berubah
seperti anak punk, dengan rambutnya yang mohawk, gaya berpakainnya dan
sampai ke gaya bermusiknya berbau punk ( ini yang alasan saya bilang
beliau munafik). cuman tetap saja semua yang coba dilakukan musisi ini
jauh dari hakikat punker sebenarnya malah lebih condong melecehkan style
punk yg seakan berubah jadi trend tanpa dipahami apa itu artinya rambut
mohawk, kenapa anak punk memakai spike, piercing dan lain hal yg
seolah sengaja dilecehkan.
Ya... yang benar aja,
lagunya pop melayu rambutnya mohawk, stylenya punk! trend punk tersebut
menjamur dikalangan para musisi pop melayu, bahkan rocker dangdut dll.
cape juga permasalahkan hal seperti ini, tidak usah dibahas lagi yah,
punker senior bandung sehari harinya sekarang cukup memakai t shirt and
jeans, jarang ditemui rambut mohawk tegak lurus atau gelang spike
ditangan. yang penting jiwanya yang tetap punk yang mandiri, anti
rutinitas, anti kemapanan, mereka lebih senang berjualan kaos yang
mereka sablon sendiri daripada harus bekerja di perusahaan swasta
kapitalisme, atau mereka lebih senang ngamen dari kafe ke kafe, turun
naik angkot demi mencari makan, banyak juga yang sukses dengan usaha
distronya, atau buka label recording indie label, dan mata pencaharian
sampingan lain yg bersifat kreatif banyak mereka ciptakan -salut-